Kisah Putri
Dan
Kacang Polong
Diadaptasi dari : The Princess And The Pea ( 1835 )
Pengarang : Hans Christian Andersen
Diterjemahkan oleh : Safri Wisesa di Balikpapan
Adalah seorang pangeran yang ingin sekali menikahi seorang putri. Namun, bukanlah sekedar putri, tetapi seorang putri sejati. Ia sudah mengembara keliling dunia untuk mencari putri idamannya, tetapi belum jua ia menemukan sang putri yang sesuai dengan mimpinya.
Selama masa pengembaraannya, sang pangeran sudah banyak bertemu dengan putri-putri dari berbagai negara. Namun, mereka semua tidak menunjukkan karakter seorang putri sejati. Akhirnya, sang pangeran memutuskan untuk kembali ke istananya. Ia pun bercerita kepada ayah bundanya mengenai kegagalannya dalam pencarian putri sejatinya.
" Sudahlah, Nak. Bersabar saja. Nanti pasti kau bertemu dengan seseorang yang kau idamkan. " ujar sang ayah, Raja di istana itu, menenangkan.
Di suatu malam, cuaca begitu buruk. Hujan turun dengan amat derasnya. Badai datang bertiup hingga bisa dipastikan tidak akan ada satu makhluk pun yang ingin keluar dari tempat perlindungannya.
Tiba-tiba, terdengarlah ketukan di pintu utama istana. Hei, siapa itu yang berani keluar di tengah cuaca buruk seperti ini, pikir sang pangeran.
" Biar aku saja yang membukanya. " kata sang raja.
Sang Raja pun membuka pintu utamanya dan dilihatnya ada seorang gadis muda yang cantik tersenyum kepadanya. Gadis itu memakai jas hujan dan sepatu boot setinggi lutut. Tapi, penampilannya luar biasa amat buruk. Ia tampak seperti tikus habis kecebur got !
" Bolehkah aku bermalam disini ? Semalam saja. " mohon gadis itu kepada raja.
Raja mempersilahkan gadis muda itu masuk kedalam istana. Rambut gadis itu lepek dan sangat berantakan karena tertiup badai dan tersiram air hujan. Bahkan, saat ia melepaskan sepatu boot miliknya, ia bagai menuangkan air kedalam sebuah ember. Banyak sekali air masuk kedalam sepatu tingginya itu.
" Siapa kau, anak muda ? " tanya sang ratu terkejut melihat si gadis itu melepaskan sepatu boot nya yang terisi air dan menuangkannya di lantai istana.
" Aku adalah seorang putri dari kerajaan seberang. " sahut gadis itu santai.
" Kamu seorang putri ?? Sungguhkah ?? Yah, kita bisa membuktikan itu nanti. " jawab sang ratu sangsi.
" Kau meragukan aku, Nyonya ? " sahut si gadis muda itu tajam.
Ratu hanya mengangkat bahunya,
" Sudahlah. Kita bicarakan hal itu esok saja. Kau tampak kelelahan. Sebaiknya kau tidur saja malam ini disini. Aku akan menyiapkan keperluanmu. " ujar ratu sambil berlalu.
Ratu pergi ke kamar tidur menyiapkan kamar dan kasur empuk untuk gadis muda itu. Diam-diam, sang Ratu meletakkan sebuah kacang polong lalu melapisinya dengan 20 kasur yang terbuat dari bulu lembut dan halus.
Sang Ratu mengatakan hal itu kepada putranya, sang pangeran, " Kalau benar ia seorang putri raja dari kerajaan seberang, maka malam ini ia tidak akan tidur nyenyak ! " sahut Ratu.
Ratu pun menyusul gadis muda itu ke ruang pertemuan istana lalu mengantar gadis muda itu ke kamar yang telah di siapkan.
" Mari, telah ku siapkan khusus kamar untukmu malam ini. " undang ratu.
Begitu mereka sampai di kamar itu, Ratu membuka pintunya dan mengambil sepotong gaun tidur berbahan sutra untuk gadis itu.
" Pakailah ini sebagai ganti bajumu. Aku akan segera menyuruh pelayan untuk mengeringkan pakaian burukmu. " ujar Ratu dingin.
Akhirnya, gadis muda itupun dapat melepaskan kelelahannya. Tampak dari wajahnya ia tersenyum sangat senang. Aku bisa tidur nyenyak malam ini, katanya dalam hati. Amat lelahnya, lalu segera jatuh tertidur setelah ia berganti pakaian, mematikan lilin dan mencium bantal di kasur lembut itu.
Keesokan harinya, ia terbangun dan mendapatkan Raja, Ratu dan Pangeran di ruang besar istana. Sang Ratu yang melihat wajah gadis itu begitu kusut dan tampak mau marah.
" Nyenyakkah tidurmu, Yang Mulia ? " sindir Ratu.
" Apanya yang enak ? Pagi ini kepalaku amat sakit ! Aku tidak bisa tidur sepanjang malam. Tubuhku sakit dan kulihat pagi ini tubuhku memar semua. " jawabnya ketus bernada tinggi.
Sang Ratu akhirnya tersenyum dan memeluk gadis muda itu.
" Ternyata benar kau adalah seorang putri raja. Sekarang kami mempercayaimu. Maafkan aku. Aku meletakkan sebuah kacang polong dibawah tempat tidurmu. " kata sang ratu menghibur.
" Hanya seorang putri yang sesungguhnya yang bisa merasakan sebuah kacang polong dibawah tumpukan 20 kasur yang lembut. Kau kini membuktikan dirimu putri sejati, Yang Mulia. " tambah sang Ratu.
Akhirnya, Ratu melamar putri itu untuk menjadi menantunya dan menjadi istri dari anaknya, Sang Pangeran. Tampaknya Pangeran telah menemukan putri idamannya, seorang putri sejati.
Kini, kacang polong bersejarah itu disimpan dengan baik di dalam sebuah museum. Itupun kalau tidak ada yang mencurinya.
Dan ini benar-benar kisah nyata, teman-teman....................................
--------------------T A M A T---------------------
Kenapa banyak cerita yg diambil dr Denmark?Apakah negara yg lain tak punya dongeng seperti Denmark?
BalasHapus